Undian Politik Piala Dunia Qatar Membangkit Selera Olahraga
Undian untuk Piala Dunia tahun ini di Qatar telah menghidupkan beberapa pertandingan yang menarik baik sebab alasan olahraga dan politik.
Laga Grup E antara Spanyol dan Jerman akan mempertemukan juara dunia 2010 dan 2014 itu.
Sementara itu, Grup C sanggup lihat pertemuan pemenang Pemain Terbaik FIFA terbaru, bersama Polandia asuhan Robert Lewandowski melawan Argentina asuhan Lionel Messi.
Lewandowski terima penghargaan pada tahun 2021 dan 2020, sementara Messi adalah pemenangnya pada tahun 2019.
Pengundian termasuk menampilkan beberapa pertandingan bermuatan politik, untuk meningkatkan kontroversi yang keluar pada tahun-tahun menjelang turnamen.
Di Grup B, Amerika Serikat dapat memainkan Iran bersama dengan hubungan diplomatik yang belum pulih antara negara-negara. Laga tersebut merupakan ulangan pertemuan mereka di Piala Dunia 1998 di Prancis, yang dimenangkan Iran 2-1.
Iran terhitung dapat menghadapi Inggris, yang pemerintahannya sudah mengalami ketegangan hubungan bersama dengan Teheran – meskipun tersedia beberapa pelonggaran baru-baru ini bersama dengan pembebasan Nazanin Zaghari-Ratcliffe, yang sudah ditahan di Iran sepanjang enam tahun.
Grup tersebut tetap sanggup diselesaikan oleh Ukraina, yang kemampuannya untuk lolos ke Promo Piala Dunia 2022 sudah ditunda karena diserbu oleh Rusia. Para Ukraina kudu menangani Skotlandia dan kemudian Wales di babak playoff untuk sebabkan turnamen pada bulan November.
Jika Skotlandia atau Wales lolos ke putaran final, minat domestik Inggris dapat meningkat bersama dengan pertandingan melawan Inggris.
Pertandingan AS melawan Inggris terhitung punyai sejarah: Amerika populer mengalahkan Inggris 1-0 di Piala Dunia 1950 di Belo Horizonte, Brasil. Kemudian pada 2010 mereka mengakses turnamen di Afrika Selatan bersama dengan hasil imbang 1-1 melawan Three Lions.
Qatar akan mengakses Piala Dunia pertamanya melawan Ekuador pada 21 November setelah lolos untuk pertama kalinya sebagai tuan rumah.
Belanda, runner-up Piala Dunia tiga kali, akan bermain melawan Senegal, juara Afrika yang baru.
Pemenang 2018, Prancis, diundi melawan Denmark, Tunisia, dan Peru, Australia, atau Uni Emirat Arab.
Prancis dan Denmark berada di grup yang sama empat th. selanjutnya dan keduanya melaju ke babak sistem gugur. Pada th. 2018, mereka juga hadapi Peru dan Australia di grup mereka agar reuni tiga tim juga dimungkinkan terkait pada hasil braket playoff antarbenua pada bulan Juni.
Grup F akan mempertemukan runner-up 2018 Kroasia melawan semi-finalis Belgia, yang kalah berasal dari pemenang kelanjutannya Prancis. Di grup yang sama, Maroko beroleh lawan tangguh Eropa untuk putaran ke dua turnamen ini, setelah di awalnya bermain imbang melawan Spanyol dan Portugal.
Brasil, Swiss, dan Serbia yang tergabung di dalam grup yang sama pada 2018 dipertemukan lagi di Grup G. Brasil akan mengakses pertandingan melawan Serbia, berharap untuk mengulang kemenangan 2-0 mereka empat th. lalu.
Grup H mengumpulkan lagi Luis Suarez dan Uruguay bersama Ghana untuk pertama kalinya sejak pertandingan perempat final Piala Dunia 2010. Suarez dikeluarkan berasal dari lapangan dikarenakan meninju gol kemenangan yang nyaris tentu untuk Ghana di perpanjangan waktu. Penalti itu gagal dan Uruguay kemudian memenangkan adu penalti.
Waktu kickoff dan stadion untuk pertandingan akan ditentukan bulan ini. Itu memungkinkan FIFA mengalokasikan game ke slot siaran utama untuk penonton di negara asal tim.
Sebanyak 37 tim terlibat terhadap Jumat gara-gara tiga entri di dalam lineup 32 tim belum diketahui. Mereka akan di konfirmasi terhadap bulan Juni kala playoff Eropa dan antarbenua selesai.
Juara dunia akan dinobatkan terhadap bulan Desember untuk pertama kalinya gara-gara final dipindahkan berasal dari slot biasanya Juli untuk menjauhkan panasnya musim panas Qatar.
Qatar udah menghabiskan 12 tahun, sejak memenangkan tawaran Piala Dunia, berjuang untuk melindungi hak tuan rumah di tengah penyelidikan korupsi dan ketidakharmonisan regional.